Moga Bunda Disayang Allah

Kesabaran Adalah Kunci Menuju Mukjizat Allah

Judul Buku        :   Moga Bunda Disayang Allah
Penulis              :   Tere-liye
Desain cover     :   Mano Wolfie
Editor                :   Andriyati
Penerbit            :   Republika
Tahun terbit       :   Maret, 2012
Cetakan ke-      :   XII
Tebal                :   306 halaman
Harga buku       :   Rp 45.000,00
         
 
       Cerita ini diilhami kisah nyata Hellen Adams Keller (Alabama, 1880-1968). Keller lahir 27 Juni 1880, Ivy Green, Tuscumbia, dengan ayah Kapten Arthur H Keller dan ibu Kate Adams Keller. Ia sebenarnya tidak terlahir buta dan tuli (sekaligus bisu), hingga usia 19 bulan ketika semua keterbatasan itu hilang. Tapi di atas itu semua Hellen mewariskan semangat hidup luar biasa yang pernah ada. Optimisme. Ia bisa melakukan banyak hal dibandingkan orang-orang yang justru bisa melihat dan bisa mendengar. Gadis kecil yang buta, tuli (sekaligus juga bisu) yang seolah terputus dunia dan seisinya melakukan banyak hal! Kita? Ah, urusan ini seharusnya membuat kita malu dan berpikir.
            Novel ini menceritakan tentang perjuangan seorang ibu yang bernama Bunda HK untuk mengenalkan dunia dan penciptanya pada anaknya yang bernama Melati dan pemuda depresi bernama Karang. Melati, gadis kecil berumur enam tahun. Mukanya lucu menggemaskan, rambut ikal Melati mengombak, pipinya tembam macam donat, bola  matanya hitam-legam seperti biji buah leci,dan giginya kecil-kecil bak gigi kelinci. Sampai diumurnya yang ketiga, baru sejenak ia menikmati indahnya hidup, cahaya terang, dan suara suara merdu disekitarnya, semua itu harus direnggut dari dirinya karena sebuah kecelakaan kecil.
Bunda HK dan Tuan HK tak henti-hentinya berusaha menyembuhkan anak semata wayang mereka. Berbagai dokter dan psikiater anak terbaik dari berbagai rumah sakit ternama di ibu kota tak satupun mampu mengatasi melati. Bahkan ada seorang dokter yang mengatakan melati gila karena dalam proses terapi yang dilakukan tim dokter Melati tiba-tiba merajuk marah dan menggigit jari seorang dokter hingga hampir putus.
Suatu ketika Bunda HK mendapat informasi tentang keberadan pemuda yang bernama Karang dari Kinasih, putri dokter Ryan, dokter keluarganya. Pemuda yang dulunya amat penyayang terhadap anak-anak dan mempunyai banyak taman bacaan menjadi pria depresi, pemabuk dan kehidupannya semrawut akibat terkungkung oleh rasa bersalah akibat peristiwa tiga tahun lalu ketika kapal yang ditumpanginya bersama 30 anak asuhnya terbalik saat mereka berwisata air yang pada akhirnya menewaskan 18 anak asuhnya. Bunda HKpun meminta tolong kepada Karang namun Karang juga bersikukuh tak mau menerima tawaran Bunda HK.
Tetapi pada akhirnya Karang berubah pikiran, ia pun mendatangi rumah serba mewah di lereng perbukitan itu dan untuk pertama kalinya juga Karang mandi dan berdandan rapi semenjak peristiwa itu. Awalnya Karang disambut baik oleh keluarga itu tetapi kemudian ia diusir oleh Tuan HK karena perlakuannya yang kasar pada Melati. Tetapi Karang tetap bersikukuh membantu Melati. Akhirnya Tuan HK dan Bunda HK memberi kesempatan pada Karang selama satu minggu. Tak genap satu minggu Karang diusir lagi oleh Tuan HK secara kasar karena ia mendapati Karang mabuk di rumahnya.
Karang yang merasa yakin akan keadilan Tuhan dan janji masa depan yang lebih baik terhadap Melati dan tak mau pergi. Ia meminta diberikan kesempatan lagi. Tetapi Tuan HK sudah terlanjur benci. Akhirnya ketika ada kesempatan saat Tuan HK pergi keluar negeri selama 21 hari Karang membujuk Bunda HK untuk memberinya kesempatan lagi, Karang juga berjanji akan berubah dan berheti menjadi pemabuk. Bunda HK akhirnya luluh dan memberi kesempatan pada Karang.
Selama beberapa minggu tak banyak perubahan berarti yang terjadi pada Melati, hanya bisa duduk di kursi, makan dengan sendok dan garpu, itu saja. Namun belum genap 21 hari Tuan HK tiba-tiba pulang. Seketika amarahnya meledak saat ia melihat pemuda yang amat dibencinya itu sarapan bersama keluarganya, keributanpun tak terhindarkan. Ditengah keributan itu, tiba-tiba Melati menghilang dari meja makan, merekapun sibuk mencarinya. Dan akhirnya Karanglah yang menemukan Melati di taman sedang bermain air mancur dengan telapak tangannya, Inilah yang selama ini karang tunggu-tunggu, ya, telapak tanganlah penghubung Melati dengan dunia ini. Semenjak itu Melati mulai mengenal Bunda HK, Tuan HK, Karang dan benda-benda disekitarnya. Tuan HK otomatis hilang kebnciannya terhadap Karang. Dan yang paling menggembirakan adalah di suatu malam ketika perkataan Melati bermaksut “Selamat malam bunda, bunda bobo juga ya. Moga bunda disayang Allah.” Akhirnya Karang juga terbebas dari depresi dan kembali merintis taman bacaannya dulu bersama Kinasih.
Tere Liye merupakan nama pena dari seorang novelis yang diambil dari bahasa India dengan arti: untukmu, untuk-Mu. Tere-Liye Lahir pada tanggal 21 Mei 1979 dan telah menghasilkan 14 buah novel. Tere Liye selalu ingin mempersembahkan karya terbaiknya dengan sederhana dan tulus. Tere Liye lulus di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Bekerja keras, merasa cukup, mencintai berbuat baik dan berbagi, senantiasa bersyukur dan berterima-kasih itulah prinsip yang membuat Tere-Liye percaya, sejatinya kita sudah menggenggam kebahagiaan hidup ini. Novel “Moga Bunda Disayang Allah ini merupakan novel karya Tere-Liye yang kedua yang bercerita tentang kanak-kanak. Novel pertama Tere-Liye yang juga bercerita tetntang kanak-kanak yaitu “Hafalan Shalat Delisha” yang juga tidak kalah mengharukannya.
Kelebihan yang ada pada novel ini adalah pengarang menciptakan karakter Melati, Bunda dan Karang dalam sosok masing-masing yang tidak bisa dibedakan mana yang lebih pantas disebut sebagai tokoh utama. Novel ini juga memberikan banyak pelajaran hidup kepada kita tentang arti ikhlas, sabar, bersyukur, dan keadilan Tuhan.
Sedangkan kekurangan yang ada pada buku ini terdapat pada gaya bahasa dari novel yang menggunakan bahasa sehari-hari yang tidak baku, sentuhan bahasa yang unik dan sarat akan makna sehingga kita cukup sulit untuk mengartikan kalimat demi kalimat. Pengulangan kalimat yang terlalu sering sehingga membuat pembacanya kadang-kadang bosan, selain itu ceritanya sering berpindah pindah dari menceritakan Melati pindah ke Karang, Karang ke Melati menyebabkan agak bingung. Dan juga ada beberapa tokoh yang tidak terlalu jelas namanya seperti Tuan HK, Nyonya HK dan Ibu Gendut.
Dari kisah ini terkandung pelajaran yang sangat dalam, diilhami dari cerita pendek Helen Keller. Helen tidak mendapatkan kesembuhan sama sekali dari buta tulinya. Begitupun Melati. Namun mereka bisa memberikan dan menghasilkan sesuatu yang tidak bisa dihasilkan oleh orang yang normal seperti kita. Semangat dan keinginan kuat untuk mewujudkan cita-cita, itulah kekuatan mereka. Dan kita bisa merasakan ketulusan doa untuk Ibu yang tak pernah putus cintanya. Sehingga novel ini sangat bermanfaat sekali dibaca. Novel ini sangat cocok dibaca oleh semua kalangan, baik remaja maupun orangtua karena banyak mengandung pelajaran hidup dan nasehat-nasehat.Novel ini juga bisa membuat kita penasaran juga berlinang air mata.Bahkan setelah membaca novel ini kita akan lebih menghargai hidup dan menyayangi ibu kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar